Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Nature’ Category

Ini adalah video perjalanan ke Samosir pada bulan February 2008 bersama Bismark Sianipar (abangku), Suhunan Situmorang (penulis/pengacara), Charlie Sianipar (fotografer/pengusaha), Laurent Horas Petricola (laeku) dan Ganda Simanjuntak (donganhu) dalam rangka sosialisasi TobaDream Conservation Program (TCP) di desa Martoba, Simanindo. Kenapa aku gak ada gambarnya? Well, I’m the camera man! (more…)

Read Full Post »

Berikut ini adalah foto-foto perjalananku ke Samosir awal April lalu. Sebenarnya banyak, tapi hanya tempat-tempat favoritku aja yang tampilkan. Klik gambarnya untuk lihat ukuran yang lebih besar.  Enjoy! (more…)

Read Full Post »

pusuk-buhit-wide.jpg

Ada sebuah gunung keren di sisi barat Samosir. Namanya Pusuk Buhit. Bentuknya seperti piramida yang anggun menjulang tinggi ke awan. Jarang sekali kita dapat melihat puncak gunung dengan ketinggian 2.100 m DPL ini karena selalu terselubung awan. Namun sesekali dia menampakkan wajahnya yang menawan itu, seakan ingin melihat keindahan sekelilingnya, kemudian bersembunyi lagi.

Banyak cara kita dapat menikmati kehebatan Pusuk Buhit ini. Antara lain: (more…)

Read Full Post »

par1.jpg

Kakiku kaku, kulit mukaku mati rasa, tanganku keriput bersembunyi dibalik sweeter basah kuyup, seluruh tubuhku pasrah dengan dinginnya udara Samosir malam itu Walau penuh Lumpur, sepeda motor sewaan yang kendarai Tongam Sirait tetap laju di aspal jalan lingkar Samosir jam 12 malam. Aku hanya bisa berlindung di punggung Tongam sambil melihat layar GPS di genggamanku. Tuktuk masih 8 km lagi. Itulah perjalanan pulang yang sangat melelahkan dari Desa Partungkoan dalam rangka pembuatan Water Suplly System. (more…)

Read Full Post »

bencana.jpg

TONA NI OMPU TA: “PAUNE HAMU MA SANDOK PUSUKBUHIT RODI HUMALIANG NI TAO TOBA, SOTUNG TOLBAK JALA SURSUR”

Banyak orang awam beranggapan bahwa bencana yang menunggu seperti bom waktu di Danau Toba dan sekitarnya adalah terjadinya ledakan supervulcano dahsyat, seperti yang terjadi 73.000 tahun yang lalu, akibat aktifnya lagi kandungan magma panas di dalam perut Danau Toba. Menurut Prof. Raymond A.F. Cas, guru besar gologi Monash University, Australia. Beliau berpendapat bahwa ledakan itu memeng dapat terjadi, namun dalam kurun waktu puluhan ribu tahun lagi, bukanlah sesuatu yang akan terjadi esok lusa. (more…)

Read Full Post »

 

pohon-charlie.jpg

Ini adalah buah pikiran dari Pembina TobaDream, Monang Sianipar yang sangat peduli terhadap pelestarian lingkungan. Beliau adalah seorang pengusaha sukses yang menghabiskan masa tuanya dengan membina genrasi muda yang bersemangat melestarikan budaya dan alam tano Batak. (more…)

Read Full Post »

water-is-life300.jpg

Danau Toba merupakan salah satu maha karya Tuhan yang diberikan kepada Bangso Batak, yang belum tentu suku-suku lain memilikinya.

Sayangnya, alam Bona Pasogit ini sudah tak seindah 30 tahun yang lalu. Dengan penebangan hutan yang semena-mena, kesalahan konsep bercocok tanam, peternakan ikan di karamba, dll, menyebabkan kerusakan lingkungan hampir di seluruh pelosok Tano Batak.

Banyak desa di samosir yang sudah mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Pengeboran yang dilakukan sia-sia karena air didalam tanah sudah semakin berkurang. Tiga puluh tahun yang lalu tercatat terdapat 157 sungai di pulau Samosir. Tapi sekarang tinggal 17 sungai yang mengalir di kaldera terbesar di dunia ini. Hal ini mengakibatkan luas tanah kritis terus bertambah hingga 80% dari total area pulau tersebut.

Untuk menghindari dampak mengerikan di masa mendatang dengan ini TobaDream Comunity akan mengadakan TobaDream Conservation Program (TCP) dengan melakukan (more…)

Read Full Post »

Water Is Life

water-is-life2.jpg

Tak terbayang oleh kita yang hidup di generasi sekarang bahwa 60 tahun lagi, AIR adalah barang langka dan berharga. Emas dan berlian sudah tidak ada artinya lagi di masa itu. Tidak ada lagi hujan, kecuali hujan asam. Tidak ada lagi sungai, danau dan telaga. Rumput-rumput semakin menipis dan mati meninggalkan tanah kering berkerak disana sini. (more…)

Read Full Post »

Hel me

Cerita ini terinspirasi oleh tulisan Ria Ellwanger, berjudul “Surat Dari Tahun 2070” yang pernah dipublikasikan di majalah ““Crónica de los Tiempos” , edisi bulan April 2002.

“TEEETTT..TEEETTT”

“Minggir kau, lae”

“Sabarlah choy… gak kau tengok belum selesai aku menurunkan sayur-sayur ini”

“Sudah siang ini, nanti keburu rame. Kau pikir ompungmu yang punya jalan ini?”

“Iya. Knapa rupanya….”

Keriuhan aktivitas pagi hari di desa Sipultak, Siborong-borong membangunkan tidurku yang belum lama. Aku terbangun jam 6 pagi di tempat tidur yang beralaskan tikar, dengan tas punggung sebagai bantalku. Aku tidur di sebuah kamar di loteng kantor sahabatku, Lambas Pasaribu, seorang pengusaha jasa photo copy dan video shooting di Siborong-borong. Kamar itu berlantaikan kayu dan (more…)

Read Full Post »